Vani tak lagi bernyanyi


Di sebuah bukit dengan pohon-pohon cemara yang rindang dan hijau ,ada sebuah Panti Yatim Piatu Sannia. Udara di sana sangat sejuk dan segar,di halaman depan panti pun dihiasi dengan berbagai bunga pot. Ada mawar,melati,kamboja dan berbagai anggrek. Bunga –bunga dalam pot selalu di rawat oleh para pengurus-pengurus anak panti.
Panti Sannia di pimpin oleh bu Vanesa yang amat baik pada mereka semua. Nesya dan Vani mereka memang sudah hidup di panti sejak berumur tiga tahun. Mereka berdua memang sahabat yang sangat akrab,hobby merekapun juga sama yaitu bernyanyi di mana saja di Panti , di rerumputan , dan di mana saja ia mau… bahkan semua anak-anak panti sudah mengenal suaranya yang merdu .
“Naa…naa..naa..” suara vani pada saat menyirami bunga pot. Tiba-tiba ada seorang bapak dan ibu yang mendengar suara vani bernyanyi. Lalu bapak ibu itu menyamperi bu Vanesa dan berbincang-bincang . “Sepertinya ia menanyakan nama ku..?” pikir vani dalam hati. Beberapa saat kemudian bu vanesa memanggil ku “Vani..kemari nak..”pinta bu vanesa..dengan senyuman. Semua teman-teman ku melihatiku . dan ternyata ada yang akan mengangkatku menjadi anak. “Aku tidak mau berpisah dengan teman-teman bu,,,terutama dengan nesya” kata ku … aku langsung pergi ke kamar ku yang disitu ada nesya. Aku bercerita dengan Nesya soal tadi,Nesya dan teman-temanku pun tak ingin aku pergi..tetapi karena sudah perintah bu vanesa…
Dengan orang tua yang baru vani tidak merasa bahagia,,,bahkan ia selalu berdiam diri melamun..di kamar..Vani kesepian bahkan ia tidak pernah bernyanyi lagi. Padahal rumah nya besar,tetapi sepi tak . di rumah itu hanya ada vani dan pembantunya.. orang tuanya semua pergi bekerja. Bahkan semenjak vani di situ vani belum pernah bernyanyi. Begitu juga dengan Nesya yang kini tidak pernah bernyanyi.

Menjadi Liliput "

Gubrakkk … ! Dina terjatuh dari tempat tidurnya dan “Haa..ah mengapa semua barang di sekitar ku menjadi raksasa semua..??”Tanya Dina panik karena semua barang menjadi raksasa. “Apakah aku menjadi Liliput seperti yang adiku ony sering tonton..di televisi ??”Tanya dina lagi..
Dina pun langsung kabur melewati pintu kamarnya yang sedikit agak terbuka. Setelah keluar dari pintu kamarnya ia langsung ke pintu rumah “Oh iya kan di kunci yah…?”kata Dina dalam hati. Tak lama dina pun berfikir akhirya menemukan ide.. yaitu melalui bolongan bawah pintu karena Ia ingat dirinya sudah menjadi Liliput..
“Yess” kata Dina dengan senang..karena dirinya sudah bisa keluar. Tetapi Dina bingung karena hari masih gelap…tak ada siapa-siapa… dan tiba-tiba ada seekor kucing raksasa yang liar dan tidak mempunyai majikan… “Meoow…meow..”kata sang kucing,, yang ternyata dia melihati aku dan sang kucing mengejar aku….
“Tolong..tolong..tolong..” teriaku..meminta tolong,,karena di kejar kucing raksasa. Aku lari secepat mungkin dan aku bersembunyi…di balik semak-semak rumput. Aku melihat wajah sang kucing yang amat menyeramkan,,yang sedang mencari ku. Aku sangat takut karena dikejar kucing raksasa yang tampangnya amat sangat menyeramkan. Tiba-tiba kucing itu sudah mengetahui keberadaan ku,lalu ia mendekatiku seperti ingin menerkam lalu memakan ku dan “Tiddaaa….kkk”aku menjerit sekeras mungkin… Aku terbangun dari tempat tidurku dengan keringat yang banyak “Hihihhi…ternyata hanya mimpi. Lega rasanya . kalau beneran,gimana nasib ku menjadi Liliput dan dimakan oleh kucing liar itu”kata Dina sambil tertawa kecil yang masih memikirkan tentang mimpi tadi

Jang Nara - Sweet Dream